Sunday, May 11, 2008

Federer Awali Musim Tanah Liat dengan Kemenangan

Petenis putra peringkat satu dunia Roger Federer bangkit dari keterpurukan set pertama untuk mengalahkan petenis Belgia Olivier Rochus 4-6, 6-3, 6-2 di babak pertama Estoril Terbuka, Selasa.

Petenis Swiss, membukukan hasil buruk di awal musim untuk pertamakalinya sejak 2000, gagal merebut poin dari beberapa kesempatan break poin dan melakukan beberapa kesalahan sendiri sehingga Rochus bisa memenangi set pertama.

Federer kemudian mampu menunjukkan kelasnya untuk merebut dua set berikutnya, memastikan kemenangan dengan ace ke-17nya pada pertandingan itu.

"Permainan saya pada set pertama sangat mengecewakan, tetapi apa yang bisa saya lakukan?", kata Federer setelah bertanding selama dua jam di lapangan utama.

"Saya harus bangkit pada set kedua dan menyesuaikan beberapa hal dan pada set ketiga saya mulai bisa lebih unggul dari baseline, dan itulah kuncinya."

Kemenangan keenam Federer secara berturut-turut atas Rochus yang berada di peringkat 77 dunia membawanya berhadapan dengan petenis Romania Victor Hanescu.

Waktu Tepat

Juara 12 kali grand slam, yang baru-baru ini mengontrak mantan spesialis tanah liat Jose Higueras dari Spanyol sebagai pelatihnya, belum memenangi satu gelar pun musim ini.

"Saya melakukan servis dan pergerakan di lapangan dengan baik, tetapi hal terburuk yang saya lakukan adalah banyaknya kesalahan sendiri," kata Federer atas pertandingan tersebut.

Rochus tertinggal 2-5 pada set kedua saat membutuhkan perawatan pad bahu kanannya yang cedera.

"Pada set pertama, saya memainkan permainan yang sangat bagus dan Roger banyak kehilangan poin," kata petenis Belgia itu.

"Roger mulai bermain lebih baik dan semakin baik dan ia pun segera unggul 5-2 pada set kedua dan saya menyadari pertandingan akan berlangsung sulit. Saya melakukan dua kesalahan ganda dan sejak saat itu, ia tak terbendung," katanya.

Petenis peringkat empat dunia Nikolay Davydenko dari Rusia juga melaju setelah membukukan kemenangan 6-3, 6-1 atas petenis Austria Juergen Melzer.

No comments: