Monday, April 7, 2008

Turnamen Tenis CIGNA Open


Sebagai bentuk komitmen berkesinambungan memajukan olahraga tenis di Indonesia, PT Asuransi CIGNA secara konsisten menggelar turnamen bertajuk CIGNA Open. Ajang yang mulai digelar sejak tahun 2000 ini selalu mendapatkan respons positif dari para pemain senior dan junior, baik putra maupun putri, bahkan dari para pemain veteran. Besarnya hadiah yang terus meningkat, hingga terakhir pada perhelatan pekan lalu yang mencapai Rp 180 juta, menjadi bukti kuat komitmen positif perusahaan asuransi asal Amerika Serikat (AS) ini pada olahraga tenis di Tanah Air.
Tahun ini petenis asal Jawa Tengah, Sunu Wahyu Trijati mencatat debut sukses di nomor tunggal putra turnamen ini, sedangkan Ayu Fani Damayanti dari DKI Jakarta menuai kemenangan ketiga tunggal putri sepanjang keikutsertaannya di ajang tersebut. Sunu menjadi “juara baru” di antara para petenis kawakan yang pernah menghiasi podium juara CIGNA Open sepanjang hampir satu dasa warsa ini.
Kemenangannya menambah panjang daftar kesuksesan turnamen ini sebagai sebuah kejuaraan tenis pembuka kalender kompetisi tenis di Indonesia. “Turnamen kali ini cukup sukses dan akhirnya melahirkan juara baru yang pastinya memberikan semangat dan harapan baru bagi pertenisan Indonesia,” ujar Wasekjen PB Pelti Ferry Raturandang kepada SH di sela perhelatan.
Adi Darmaputra selaku direktur turnamen tahun ini menjelaskan, peningkatan jumlah hadiah tanpa diiringi perbaikan pada kualitas turnamen akan menghalangi kesuksesan perhelatan itu sendiri. Untuk itu, pihaknya terus berupaya secara konsisten berkomitmen menggelar turnamen ini sambil berupaya meningkatkan kualitas, agar turnamen ini bisa diikuti seluruh insan tenis di Tanah Air. Tak heran kalau pada Munas Pelti di Jambi akhir tahun lalu, PT Asuransi CIGNA mendapat penghargaan khusus dari PB Pelti atas dukungan dan komitmennya melalui gelaran turnamen ini. Kondisi ini menunjukkan bahwa konsistensi dan komitmen tadi dapat memberikan dukungan penuh pada proses pembinaan di kancah pertenisan Indonesia.

CSR
Lantas, apa kelanjutan turnamen ini? Gelaran ini merupakan bagian dari corporate social responsibility (CSR) dari PT Asuransi CIGNA kepada dunia olahraga, khususnya tenis. Seperti yang diungkapkan konsultan turnamen Ginung Pratidina, sepanjang CIGNA masih boleh berusaha di bidang asuransi di Indonesia, sudah menjadi komitmen pihaknya untuk menjalankan CSR di olahraga melalui turnamen CIGNA Open.
Menurut Ginung, yang juga praktisi komunikasi ini, mekanismenya sederhana saja. CIGNA menjual asuransi kepada orang Indonesia dan hasilnya, sebagian dari pendapatannya dikembalikan lagi kepada masyarakat. Jadi bila ditanya apa kelanjutan dari turnamen ini, ya turnamen tetap terus digelar sesuai dengan komitmen dan konsistensi yang sudah terbentuk sejak tahun 2000.
Ada hal yang perlu digarisbawahi dari keberadaan turnamen ini. Turnamen tenis CIGNA Open tidak akan pernah menjadi turnamen bertaraf Internasional. Mengapa? Karena menurut Ginung, sesuai dengan komitmen awalnya, semua ini tujuannya untuk pertenisan di Tanah Air. Paling tidak, turnamen ini sudah membuka kesempatan bagi para petenis di Indonesia untuk bisa mendapatkan Peringkat Nasional Pelti (PNP). Sementara itu, turnamen internasional yang punya peringkat Federasi Tenis Internasional (ITF), ATP, atau WTA sekalipun, bukan menjadi kewajiban PT Asuransi CIGNA untuk menggelarnya.
Dalam kondisi olahraga Indonesia yang tidak terlalu menggembirakan ini, diharapkan ada perusahaan atau pihak-pihak lain yang juga dapat memberikan dukungan seperti ini. Menurutnya, diperlukan komitmen yang tinggi untuk memajukan prestasi olahraga Indonesia, tanpa harus selalu memikirkan soal keuntungan finansial tentunya

No comments: